Pager Alat Komunikasi yang Berubah Menjadi Alat Teror
Di tengah era teknologi yang semakin canggih, banyak alat komunikasi lama yang di anggap usang. Salah satunya adalah pager, perangkat yang populer pada era 80-an dan 90-an. Namun, belakangan ini, nama pager kembali mencuat di masyarakat, bukan karena perannya sebagai alat komunikasi, melainkan karena penggunaannya dalam aksi terorisme. Beberapa kelompok teroris diketahui memanfaatkan pager sebagai alat pengendali dalam serangan bom. Fenomena ini memunculkan kekhawatiran tentang potensi teknologi lama yang bisa di salahgunakan. Simak Pager alat komunikasi awal 90-an kini jadi alat teror.
Sejarah Singkat Pager
Pager pertama kali diperkenalkan pada tahun 1949 oleh perusahaan Motorola. Awalnya, alat ini di gunakan di rumah sakit untuk memudahkan komunikasi antara staf medis. Seiring perkembangan waktu, pager menjadi populer di kalangan pebisnis dan masyarakat umum karena kemampuannya untuk mengirim pesan singkat dan notifikasi. Meski di era sekarang sudah tergantikan oleh ponsel, pager tetap digunakan dalam beberapa sektor, terutama yang memerlukan sistem komunikasi sederhana dan cepat.
Modus Operandi Penggunaan Pager dalam Aksi Terorisme
Di tangan teroris, teknologi lama seperti pager dapat menjadi ancaman serius. Para pelaku terorisme memanfaatkan sifat pager yang tidak memerlukan koneksi internet dan lebih sulit di lacak oleh pihak berwenang. Pager di integrasikan dengan sistem elektronik yang terhubung dengan bom. Ketika pesan di kirim ke pager, pesan tersebut memicu mekanisme peledak untuk meledak pada waktu yang ditentukan.
Lihat juga: Pindah data dari iPhone …
Kasus penggunaan pager dalam aksi terorisme mulai menarik perhatian publik setelah beberapa insiden pemboman terungkap. Misalnya, pada beberapa serangan di Timur Tengah dan Asia Selatan, teroris menggunakan pager sebagai pemicu bom jarak jauh. Hal ini membuat aparat keamanan harus mengantisipasi metode ini dalam setiap upaya pencegahan.
Kenapa Pager ?
Salah satu alasan mengapa pager di gunakan oleh teroris adalah karena sifatnya yang sederhana namun efektif. Pager tidak memerlukan infrastruktur komunikasi yang rumit seperti ponsel pintar. Alat ini hanya bergantung pada frekuensi radio yang lebih sulit di lacak, terutama di daerah yang kurang berkembang. Selain itu, harga pager yang relatif murah dan mudah di dapatkan di pasar gelap membuatnya menjadi pilihan ideal bagi para pelaku teror.
Pager juga memiliki kapasitas pesan yang sederhana, sehingga bisa di gunakan untuk mengirim sinyal instruksi singkat. Misalnya, pengiriman kode tertentu melalui pager bisa menjadi sinyal untuk memicu bom. Kemudahan ini membuat teroris memilih alat ini di bandingkan teknologi lain yang lebih canggih namun lebih mudah di deteksi oleh pihak keamanan.
Tindakan Pencegahan
Pihak keamanan di berbagai negara kini semakin waspada terhadap penggunaan teknologi lama seperti pager dalam serangan teroris. Selain meningkatkan pengawasan terhadap distribusi alat komunikasi, aparat juga bekerja sama dengan penyedia layanan pager untuk melacak aktivitas yang mencurigakan. Upaya lain yang di lakukan adalah menyempurnakan teknologi pelacakan dan pemantauan frekuensi yang di gunakan oleh pager.
Penggunaan teknologi lama dalam kejahatan modern menjadi pelajaran penting bagi semua pihak bahwa alat yang tampak usang masih bisa di salahgunakan untuk tujuan yang berbahaya. Oleh karena itu, kewaspadaan dan peningkatan teknologi keamanan menjadi sangat penting di era sekarang.
Kesimpulan
Pager, yang dulu di kenal sebagai alat komunikasi sederhana, kini berubah menjadi alat berbahaya di tangan teroris. Meskipun perangkat ini sudah jarang di gunakan dalam kehidupan sehari-hari, potensi penyalahgunaannya menimbulkan ancaman serius. Oleh karena itu, perlu upaya bersama dari masyarakat dan aparat keamanan untuk mencegah teroris memanfaatkan teknologi lama ini demi kepentingan mereka. Teknologi mungkin terus berkembang, tetapi ancaman penyalahgunaannya tetap ada, terlepas dari usianya.